Selasa, 14 April 2009

Komputer dan Kesehatan Mata



Akibat Radiasi Komputer dan Tips Mencegahnya

Mata merupakan salah satu aset yang paling berharga sehingga harus dijaga benar kesehatannya. Keseringan menatap monitor komputer bisa membuat mata menjadi lelah.
Tahukah Anda bahwa radiasi gelombang elektromagnetik yang ditimbulkan komputer bisa mengganggu kesehatan? Studi yang dilakukan American Optometric Association (AOA) mencetuskan bahwa radiasi komputer dapat menyebabkan kelelahan mata dan gangguan mata lainnya. kebanyakan gejala yang dikeluhkan responden adalah soal kelelahan mata, pandangan menjadi kabur dan mata kering. Masalah visual lainnya yang timbul adalah soal gangguan sakit kepala dan sakit leher atau bahu. Bagi Anda yang sering duduk dan menatap layar komputer, lindungi dan rawatlah mata Anda dari radiasi yang ditimbulkannya. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menghindarinya.
  • Pakai pelindung layar komputer (filter) untuk mengurangi radiasi yang ditimbulkan komputer.
  • Pilih layar komputer yang radiasinya rendah, seperti layar LCD (liquid crystal display).
  • Jagalah jarak pandangan mata dengan monitor. Idealnya, jarak minimum antara mata dengan monitor komputer adalah 45 cm.
  • Sesuaikan posisi layar komputer dengan mata, jangan ketinggian dan jangan terlalu rendah karena bisa menyebabkan sakit leher. Selain itu, jika monitor terlalu tinggi dari pandangan mata maka akan menggangu pasokan udara yang disuplai ke otak. Sebaiknya layar monitor diposisikan sejajar dengan pandangan mata.
  • Menurut American Optometric Association (AOA), untuk mencegah kelelahan mata sebaiknya tempatkan monitor dengan posisi yang ergonomis. Monitor harus ditempatkan pada posisi 16-30 inci dari mata, tergantung seberapa besar layar. Umumnya posisi yang nyaman untuk menatap monitor adalah 20 hingga 26 inci.
  • Sesuaikan pencahayaan monitor dengan intensitas kenyamanan mata. Brightness yang terlalu terang atau terlalu buram tidak baik bagi kesehatan mata. Pencahayaan yang terlalu terang akan membuat mata menjadi silau, sedangkan pencahayaan yang terlalu buram hanya dan membuat mata bekerja lebih keras untuk melihat. Hal ini akan membuat mata menjadi cepat lelah. Untuk itu, cobalah sesuaikan brightness dan contrast monitor hingga mata Anda bisa melihat dengan nyaman. Jangan lupa juga untuk menyesuaikan resolusi dengan karakter di monitor agar dokumen-dokumen mudah dibaca mata.
  • Istirahatkan mata sejenak. Jangan terus-terusan melototin layar komputer. Usahakan sediakan waktu beberapa menit untuk mengendorkan dan mengistirahatkan mata Anda. Ini akan mengurangi kepenatan mata dan otot. Segarkan mata dengan cara memandang ke ruangan lain atau memandang indahnya langit biru atau tanaman hijau.
  • Seringlah mengedipkan mata demi menghindari mata menjadi kering. Jarang mengedipkan mata akan membuat mata menjadi kering. Karena itu sering-seringlah mengedipkan mata, karena dengan berkedip maka mata akan mengeluarkan air mata yang akan menyebar ke seluruh permukaan kornea untuk menjaga mata tetap lembab dan jernih.
  • Pakailah kacamata dengan lensa khusus untuk komputer. yaitu lensa yang benar-benar ada lapisan anti radiasi gelombang elektro magnetik dan anti radiasi ultra violet (UV). Pengguna lensa kontak juga punya solusi, yaitu dengan mengganti lensa kontak generasi baru yang terbuat dari silikon hydrogel. "Silikon jenis ini memungkinkan daya transmisi oksigen yang lebih tinggi dibanding jenis lainnya.
  • Perbanyak konsumsi sayuran dan buah segar agar mata tetap dalam kondisi baik. (Jadi mata tidak hanya membutuhkan vitamin A melainkan vitamin-vitamin dan zat gizi lainnya juga dibutuhkan oleh mata)
  • Jika merasa mata mengalami gangguan, segera pergi ke tenaga ahli profesional dibidangnya untuk meyakinkan bahwa mata Anda benar-benar sehat.

Cyclophoria

Cyclophoria, mata yang berdeviasi torsi pada mata yang ditutup.

Cyclophoria atau strabismus torsial laten adalah suatu tendensi penyimpangan sumbu penglihatan berotasi yang tersembunyi. Kasus pada cyclophoria jarang ditemui, hubungannya dengan astigmat yang miring karena rangsangan retina yang tidak sesuai di kedua mata. Juga ada hubungannya dengan kedua otot. Hal ini dapat dilihat juga pada penglihatan dekat, terutama pada lapang penglihatan bawah seperti membaca.

Menurut arah rotasi, cyclophoria terbagi menjadi dua macam, yaitu :


a. Incyclophoria

  • adalah mata yang mempunyai kecenderungan berputar kearah nasal. Jika pada kornea menunjukkan pada arah jam 12 maka berputar kearah nasal.
Penyebab incyclophoria :
  • Kelemahan musculus obliqus inferior, yang seharusnya mengadakan ekstorsi mengakibatkan intorsi yang menyebabkan cyclophoria (-) atau incyclophoria.
b. Exyclophoria
  • adalah mata yang mempunyai kecenderungan berputar kearah temporal. Jika pada kornea menunjukkan pada arah jam 12, maka berputar kearah temporal.
Penyebab exyclophoria :
  • Kelemahan musculus obliqus superior, yang seharusnya mengadakan intorsi mengakibatkan ekstorsi, sehingga menyebabkan cyclophoria (+) atau exyclophoria.
Aniseikonia

Aniseikonia adalah suatu keadaan dimana bayangan benda pada keduamata tidak sama besarnya atau bentuknya.

Penyebab aniseikonia :
  • Terdapatnya perbedaan sistem optik dalam ukuran bayangan pada retina.
  • Perbedaan susunan anatomi elemen retina pada kedua mata.
Aniseikonia optik yang didapat sering didapatkan pada pasien yang memakai kacamata, pasien dengan lensa tanam (bedah katarak) ataupun bedah kornea. Terdapat kesan bahwa setiap anisometropia berbeda 1 dioptri akan mengakibatkan perbedaan ukuran bayangan benda 1%.


Gejala aniseikonia
:

Pada aniseikonia akan terdapat gejala seperti
  • sakit kepala,
  • mata lelah,
  • silau,
  • sukar membaca,
  • rasa ingin muntah,
  • pusing,
  • mata lelah atau astenopia terlihat sebagai mata berair dan pedas.
Perbedaan ukuran kurang dari 5% masih dapat ditoleransi oleh mata. Jika perbedaan terlalu besar seperti pada aphakia akan terjadi gangguan penglihatan binokuler dan pasien akan mengeluh melihat ganda (diplopia) dan astenopia atau mata lelah. Aniseikonia lebih 25% ditemukan pada anisometropia aphakia sesudah operasi katarak.




Gambaran pada mata aniseikonia
::perhatikan hasil bayangan pada mata kanan dan mata kiri ada perbedaan ukuran::


Pengobatan aniseikonia
:


Keluhan aniseikonia dapat dikurangi dengan memakai lensa kontak atau lensa teleskop Gallilei.
Menurut hukum Knapp jika ametropia ini adalah akibat kelainan sumbu bolamata maka jika memakai lensa kacamata tepat pada titik fokal anterior mata (16 - 17 mm dari kornea) akan didapatkan pengurangan gangguan perbedaan pembesaran kedua lensa kacamata. Jarang gangguan yang terjadi hanya akibat kelainan sumbu bolamata. Aniseikonia ini dapat diukur dengan Eikonometer.

ABLASIO RETINA
APA ITU RETINA ?
Retina adalah jaringan yang tipis dan transparan, peka terhadap cahaya, terletak dibagian belakang bola mata. Retina berfungsi seperti lapisan film pada sebuah kamera, menangkap gambar, menyalurkan keotak melalui saraf optic.

APA ITU ABLASIO RETINA ?
Ablasio retina dalah terlepasnya retina dari perlekatan dengan lapisan dibawahnya, sebagian atau seluruhnya, sehingga mengakibatkan terputusnya proses penglihatan. Keadaan ini dapat menyebabkan cacat penglihatan atau kebutaan.


APA GEJALA ABLASIO RETINA ?
- Adanya kilatan-kilatan

- Adanya bintik-bintik hitam megapung

- Penglihatan seperti terhalang tirai/ bergelombang

- Kadang-kadang tanpa gejala awal.


APA PENYEBAB ABLASIO RETINA ?
- Robekan Retina

- Komplikasi Diabetes Melitus

- Peradangan


KEADAAN-KEADAAN APA YANG BERISIKO MENYEBABKAN ROBEKAN RETINA ?
- Pada minus tinggi

- Pada Lanjut usia

- Keluarga yang pernah menderita Ablasio Retina

- Pada Trauma/pukulan

- Komplikasi operasi mata


APA YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH PENDERITA ?
  • Segera memeriksakan diri bila terdapat gejala-gejala awal, yaitu adanya gambaran/kilata- kilatan cahaya dan bintik-bintik mengapung.
  • Memeriksakan keadaan retina pada penderita minus tinggi dan adanya riwayat keluarga.

DAPATKAH ABLASIO RETINA DICEGAH ?
Ablasio retina dapat dicegah dengan melkukan tindakan laser fotokoagulasi atau kriopeksi pada robekan retina tanpa lepasnya retina yang berpotensi untuk robek.

PENGOBATAN ABLASIO RETINA ?
Apabila telah terjadi ablasio retina, maka retina yang terlepas harus diperbaiki dengan tindakan operasi.

KOMPLIKASI OPERASI YANG DAPAT TERJADI ?
- Infeksi

- Perdarahan

- Ablasio Retina kembali

- Penglihatan yang menurun

- Peninggian tekanan bola mata

- Katarak

Hukum Astigmatism Against the Rule
(Hukum Astigmat tidak lazim)

  • Suatu keadaan kelainan refraksi astigmat dimana koreksi dengan silinder negatif dilakukan dengan sumbu tegak lurus (antara 60 - 120 derajat) atau dengan silinder positif sumbu horisontal (antara 30 - 150 derajat)
  • Akibat dari kelengkungan kornea pada meridian horisontal lebih kuat dibandingkan kelengkungan kornea vertikal. Hal ini sering ditemukan pada usia lanjut.

Hukum Astigmatism With the Rule
(Hukum Astimat lazim)

  • Suatu kelainan refraksi astigmatisme dimana diperlukan koreksi silinder negatif dengan sumbu horisontal (antara 30 - 150 derajat) atau jika dikoreksi dengan silinder positif sumbu vertikal (antara 60 - 120 derajat)
  • Astigmatism Withe the Rule terjadi akibat dari kelengkungan kornea pada meridian vertikal lebih kuat dibanding dengan kelengkungan pada meridian horisontal. Hal ini umum terjadi pada mata anak yang mulanya dengan kornea spheris biasanya menjadi lebih melengkung yang akan mengakibatkan astigmatism with the rule.

Hukum Donder
  • Kedudukan mata terhadap titik fiksasi penglihatan ditentukan oleh arah mata. Bolamata berputar pada sumbu penglihatan tanpa disadari atau disengaja. Jika perhatian tertarik pada benda yang bergerak maka derajat perputaran bolamata ditentukan oleh jarak benda terhadap bidang medial dan dengan bidang horisontal.

Hukum Javal
(Javal Rule)


Hukum ini dipakai untuk melakukan koreksi kelainan astigmat dengan hasil keratometri, yaitu :

  • Berikan kacamata koreksi pada astigmat lazim (with the rule) atau dengan silinder minus 180 derajat), dengan astigmat hasil keratometri yang ditemukan kemudian ditambahkan dengan 1/4 nilainay dan dikurangi dengan 0,5 Dioptri.
  • Berikan kacamata koreksi pada astigmat tidak lazim (against the rule) dengan silinder minus 90 derajat, dengan silinder atau astigmat hasil keratometri yang ditemukan kemudian ditambahkan dengan 1/4 nilainya dan tambah dengan 0,5 Dioptri.

Hukum Knapp
  • Pada kelainan refraksi yang murni disebabkan oleh kelainan sumbu (aksial ametropia) jika dikoreksi dengan lensa yang diletakkan pada titik dataran fokus anterior mata maka tidak akan terjadi aniseikonia. Jika lensa diletakkan pada fokal point (16 - 17 mm dari kornea) didepan mata maka besar bayangan retina yang dihasilkan sama besar dengan bayangan mata emmetropia dan panjang sumbunya normal dengan perbandingan dioptri sebanding.

Hukum Kollner
  • Cacat penglihatan warna merah hijau merupakan lesi saraf optik ataupun jalur penglihatan, sedang caat penglihatan biru kuning diakibatkan oleh kelainan pada epitel sensori retina atau lapis kerucut dan batang retina.
Terdapat pengecualian pada Hukum Kollner.
  • Lesi retina sebelah luar akan mengakibatkan buta warna biru kuning, sedang lesi retina dalam dan saraf optik akan memberikan cacat merah hijau.

Hukum Prentice
(Untuk aberasi spheris akibat desentrasi lensa)

  • Efek prisma yang terjadi pada pemakaian lensa dimana mata tidak melihat melaui pusat lensa (desentrasi), sama dengan jarak (d) dari pusat optik dimana desentrasi terjadi dikalikan dengan kekuatan lensa (p), atau prisma yang trinduksi = d (cm) X p (kekuatan lensa)

Hukum Snell
(untuk lensa)

  • Daya pembiasan sinar bergantung pada indeks bias lensa. Indeks refraksi merupakan rasio besarnya kecepatan sinar berjalan ditempat vakum dibanding dengan kecepatannya pada media yang spesifik, atau : = kecepatan sinar didalam vakum / kecepatan didalam media tertentu.

Hukum Stark-Einstein
(Hukum Fotokimia kedua)

  • Absorbsi cahaya hanya memerlukan satu foton untuk memberikan akibat dari fotokimia pada satu molekul.
  • Patut diingat bahwa tidak semua cahaya dan memberikan akibat fotokimia, karena masih banyak variasi non kimia yang dapat menyebarkan energi yang akan dipakai.

Hukum Talbot
  • Sinar intermeten dan sinar tetap dengan warna yang sama terangnya akan memberikan tenaga penerangan yang sama persatuan unit.

Hukum Transposisi Sumbu Lensa Silinder
  • Lensa stero silinder dapat dianggap sebagai 2 lensa silinder, dimana salah satu meridian dibuat spheris ditambahkan silinder bersilang (cross cylinder) dengan kekuatan dioptri yang sama yang kemudian dikurangkan kembali.

Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan luka pada mata. Trauma mata merupakan kasus gawat darurat mata. Luka mata yang ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau menimbulkan kebutaan bahkan kehilangan mata. Alat rumah tangga sering menimbulkan luka pada mata atau trauma mata.

Macam-macam bentuk trauma :

Trauma Fisik atau Mekanik

  1. Trauma Tumpul, misalnya terpukul, kena bola tenis, atau shutlecock, membuka tutup botol tidak dengan alat, ketapel.
  2. Trauma Tajam, misalnya pisau dapur, gunting, garpu, bahkan peralatan pertukangan.
  3. Trauma Peluru, merupakan kombinasi antara trauma tumpul dan trauma tajam, terkadang peluru masih tertinggal didalam bola mata. Misalnya peluru senapan angin, dan peluru karet.

Trauma Khemis

  1. Trauma Khemis basa, misalnya sabun cuci, sampo, bahan pembersih lantai, kapur, lem (perekat).
  2. cuka, bahan asam-asam dilaboratorium, gas airmata.

Trauma Fisis

  1. Trauma termal, misalnya panas api, listrik, sinar las, sinar matahari.
  2. Trauma bahan radioaktif, misalnya sinar radiasi bagi pekerja radiologi.


Gejala Trauma :

Gejala yang ditimbulkan tergantung jenis trauma serta berat dan ringannya trauma.

  • Trauma tajam selain menimbulkan luka mata dapat juga disertai tertinggalnya benda asing didalam mata. Benda asing yang tertinggal dapat bersifat tidak beracun dan beracun. Benda beracun contohnya logam besi, tembaga serta bahan dari tumbuhan misalnya potongan kayu. Bahan tidak beracun seperti pasir, kaca. Bahan tidak beracun dapat pula menimbulkan infeksi jika tercemar oleh kuman.
  • Trauma tumpul dapat menimbulkan luka mata ringan yaitu penurunan penglihatan sementara sampai berat, yaitu perdarahan didalam bola mata, terlepasnya selaput jala (retina) atau sampai terputusnya saraf penglihatan sehingga menimbulkan kebutaan menetap.
  • Trauma Khemis asam umumnya memperlihatkan gejala lebih berat daripada trauma khemis basa. Mata nampak merah, bengkak, keluar airmata berlebihan dan penderita nampak sangat kesakitan, tetapi trauma basa akan berakibat fatal karena dapat menghancurkan jaringan mata/ kornea secara perlahan-lahan.
Cangkok Kornea dan Transplantasi Kornea

Bungkus bolamata yang paling depan yang bersifat bening transparant disebut sebagai selaput bening atau kornea, dan merupakan 1/6 daripada pembungkus luar bolamata.

Selaput bening mempunyai daya kemampuan untuk membiaskan sinar masuk kedalam bolamata. Bagian terbesar sinar dibiaskan oleh selaput bening mata ini.

Fungsi Kornea :

  1. Alat transmisi sinar
  2. Alat refraksi atau pembias
  3. Sebagai dinding bola mata

Yang Menyebabkan Kornea Jernih :

  1. Tidak mengandung zat tanduk
  2. Tidak mengandung pembuluh darah yang disebut avaskuler.
  3. Susunan jaringan relatif homogen dan teratur
  4. Adanya epitel kornea dan endotel kornea yang dapat mempertahankan kadar cairan pada tingkat tertentu

Terganggunya faktor – faktor yang menyebabkan kejernihan kornea (kornea menjadi keruh) contoh :

  1. Kornea terluka
  2. Infeksi kornea
  3. Reaksi penolakan tubuh / Autoimun
  4. Kelainan bawaan
  5. Kerusakan endotel
  6. Komplikasi tindakan bedah

Cangkok kornea / Transplantasi kornea adalah operasi yang dilakukan dengan cara mengangkat kornea penderita yang keruh dan menggantinya dengan kornea donor yang masih jernih.

Tujuan Tindakan Cangkok Kornea :

  1. Tujuan Optik : Memperbaiki tajam penglihatan
  2. Tujuan Terapi : Menghilangkan keadaan patologik di jaringan kornea
  3. Tujuan Tektonik : Memperbaiki struktur jaringan kornea yang mengalami penipisan atau kerusakan
  4. Tujuan Kosmetik : Memulihkan kejernihan kornea
P R I S M A
Dalam optik, prisma adalah alat yang dipakai untuk merefleksikan cahaya atau untuk memisahkannya (dispersi) ke dalam warna spektral (warna pelangi), yang secara tradisional dibuat dalam bentuk prisma dengan dasar segitiga.

Pada kacamata sangat dipengaruhi oleh adanya prisma. Efek prisma terutama untuk mengoreksi kelainan penyimpangan sumbu penglihatan tersembunyi atau yang disebut heterophoria.

Degenerasi Makula
Degenerasi macula karena usia (Age Related Macular Degeneration) adalah penyebab kebutaan yang tinggi pada usia lanjut.

ADA BERAPA MACAM ?

Ada 2 tipe penyakit yaitu :
* Tipe kering

* Tipe basah


TIPE KERING

Terjadi pada 90 % kasus. Pada tipe ini biasanya terjadi penurunan penglihatan yang lambat.

TIPE BASAH
Terjadi pada 10 % kasus, akan tetapi sering sebabkan kebutaan. Biasanya terjadi penglihatan yang cukup cepat.

PEMERIKSAAN APA YANG HARUS DILAKUKAN ?
Pemeriksaan Foto Fundus dan FFA (Fluorescein Fundus Angiography) pemeriksaan ini dapat melihat ukuran, tipe dan lokasi dari pembuluh darah abnormal.

PENGOBATAN YANG DAPAT DILAKUKAN
  • Konsumsi anti oksidan (Vit C, Vit A, Vit E, Zinc, Cooper dan Lutein) dikatakan dapat menurunkan progresitifitas penyakit
  • Terapi Laser Argon/ Double Yag
  • Terapi Laser Photodynamic Theraphy (PDT)

DAPATKAH DILAKUKAN OPERASI
Sampai saat ini tindakan operasi masih dalam penelitian.

UPAYA APA YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH PENDERITA
* Berhenti merokok

* Menkonsumsi anti oksidan (Vit C, Vit A, Vit E, Zinc, Cooper dan Lutein)

* Hindari ekspose berlebih terhadap sinar ultraviolet

* Pemeriksaan berkala dengan AMSLER GRID


APA ITU AMSLER GRID ?
Amsler Grid adlah cara pemeriksaan yang dapat dilakukan penderita untuk memeantau progresitifitas penyakit.

BAGAIMANA CARA MELAKUKAN PEMERIKSAAN AMSLER GRID ?
* Sediakan kartu Amsler Grid

* Pemeriksaan dilakuakn satu mata secara bergantian

* Lihat kartu dalam jarak baca, gunakan kacamata baca

* Lihat titik hitam sitengah kartu Amsler Grid dan daerah sekitarnya.


Penderita yang masih baik, dapat melihat semua garis vertical dan horizontal dalam ukuran yang sama.
Perubahan pada pemeriksaan Amsler Grid dapat menunjukan adanya progresitifitas penyakit.

Daftar Pustaka www.refraksioptisi.br.ma 2009